Naposo Bulung

Horas…
Identitas Pemuda
Seorang guru memberi pelajaran tentang penemuan-penemuan modern.
“Apakah diantara kamu ada yang bisa menyebutkan sesuatu yang penting yang belum ada lima puluh tahun lalu?”, tanyanya.
Seorang anak mengangkat tangannya dengan bersemangat dan berkata, “SAYA!” (Anthony de Mello)


Cerita di atas menggambarkan betapa manusia, terutama orang muda perlu untuk mengetahui dan memahami siapa dirinya. Setiap orang butuh identitas. Identitas merupakan sebuah kata yang seringkali muncul dalam setiap pembicaraan tentang masa muda. Karena pada masa muda ini setiap orang berusaha untuk mengenali dan memahami siapa dirinya dan apa tujuan yang hendak dicapainya di masa yang akan datang. Pertanyaan tentang “siapakah aku?” menjadi penting untuk dijawab.

Jawaban atas hal ini harus didapat dari dalam dirinya sendiri dan juga dari luar dirinya, dan disinilah seringkali menimbulkan pergumulan dalam diri seorang pemuda. Penilaian dari dalam dirinya sendiri dapat berdampak negatif jika penilaian itu berada jauh di atas atau di bawah kenyataan aslinya. Sehingga ia tidak memiliki identitas yang tepat dan pada akhirnya dalam penempatan diri pun ia akan selalu mengalami masalah. Penilaian dari luar dirinya bisa sangat beragam karena pemuda pada umumnya terlibat dalam banyak hubungan sosial mulai dari lingkungan sosial yang paling kecil yaitu keluarga, sekolah bagi mereka yang masih belajar, tempat kerja bagi mereka yang sudah mulai bekerja, masyarakat dan lingkungan sekitar, lingkungan gereja dan mungkin bermacam-macam organisasi dan perkumpulan dimana biasanya pemuda aktif untuk menyalurkan minat dan hobinya.

Setiap kelompok ini bisa membentuk identitas seseorang dan selain itu juga menuntut di dalamnya peranan bagi kelompok yang di dalamnya ia berada. Dalam tulisan ini hanya akan dilihat peranan pemuda dalam hubungannya dengan keluarga. Pemuda dan Keluarga Pengkhotbah dalam kitabnya yang diwarnai dengan banyak kata “sia-sia” ternyata memandang positif peranan seorang muda. Dicatat dalam Pengkhotbah 4 : 13-14 “Lebih baik seorang muda miskin tetapi berhikmat dari pada seorang raja tua tetapi bodoh, yang tak mau diberi peringatan lagi. Karena dari penjara orang muda itu keluar untuk menjadi raja, biar pun ia dilahirkan miskin semasa pemerintahan orang yang tua itu.” Ayat ini menunjukkan peranan pemuda dalam kehidupan sosial, dalam hal ini termasuk lingkungan keluarga, yang berperan sebagai pemimpin dan pembawa pembaruan.

Bagi Pengkhotbah hikmat merupakan sebuah modal yang paling penting dimiliki pemuda untuk mampu muncul sebagai pemimpin di lingkungan di mana ia berada. Karena pada masa muda inilah seseorang dianggap mampu bertanggung jawab bagi dirinya sendiri maupun lingkungan dimana ia terlibat. Hal ini juga yang pada umumnya diharapkan setiap keluarga dari anggota-anggota keluarga mereka yang berada pada masa muda. Pemuda diharapkan dapat tampil sebagai pemimpin dalam keluarga karena dianggap sudah mampu untuk memberikan dampak yang baik bagi masa depan anggota keluarga. Dengan peranannya sebagai anak, seorang pemuda diharapkan tidak hanya mampu memimpin dirinya sendiri tetapi juga memimpin anggota keluarga lainnya terutama adik-adik yang lebih muda darinya. Namun ini bukanlah persoalan yang mudah, karena terkadang dalam dirinya sendiri pun pemuda memiliki pergumulan yang membuatnya sulit untuk memberikan peranan positif bagi keluarga Pergumulan yang paling umum terjadi ialah ketidaksamaan pemahaman antara pemuda dengan orang tua dan juga anggota keluarga yang lain.

Perbedaan situasi dan keadaan yang dialami oleh orang tua dan pemuda seringkali menyebabkan konflik yang tak kunjung selesai karena kedua pihak merasa benar. Sehingga bagaimana mungkin seorang pemuda mampu berperan positif bagi perkembangan pergumulan keluarga jika dalam hubungannya dengan anggota keluarga justru bermasalah. Hal ini juga disebabkan karena dalam diri orang muda mulai tumbuh rasa mempunyai kekuatan besar untuk menentukan sendiri apa yang dikehendakinya. Perasaan bebas inilah yang seringkali berbenturan dengan apa yang selama ini masih bisa dikendalikan oleh orang tua. Akibatnya pada masa ini pemuda sering kali melakukan hal-hal yang bertentangan dengan tujuan tidak hanya sekedar untuk mencari perhatian tetapi juga untuk menunjukkan bahwa dirinya mampu melakukan apa yang dikehendaki (walaupun terkadang ternyata terbukti apa yang dilakukan tidak benar). Di sinilah pentingnya bagi orang muda untuk mau terus belajar, sebagaimana yang dicatat dalam Amsal 22:15 “Kebodohan melekat pada hati orang muda, tetapi tongkat didikan akan mengusir itu dari padanya”. Sehingga dalam proses kehidupannya ia dapat terus memperbaiki diri dan menjadikan dirinya berguna bagi keluarga.

Lalu apa yang penting dipelajari dan dimiliki oleh pemuda agar dia mampu berperan bagi keluarganya? Pemuda, juga setiap anggota keluarga lainnya, perlu untuk memiliki hati yang benar-benar tertuju bagi kepentingan keluarga dan kebaikan semua anggota keluarga. Untuk lebih mudahnya, beberapa hal yang harus dimiliki oleh pemuda untuk memainkan peranannya dalam keluarga dapat disederhanakan menjadi uraian dari HEART (Harmony, Emphaty, Alliance, Responsibility, Trustworthy).

Harmony
Keluarga yang ideal tergambar dari terciptanya harmoni dalam kehidupan keluarga itu. Harmoni, atau yang juga dapat diartikan sebagai keselarasan, dalam kehidupan keluarga merupakan sebuah hal yang sangat penting untuk diciptakan, karena meskipun hidup sebagai keluarga yang masih memiliki hubungan darah, keluarga merupakan sebuah lingkungan sosial kecil yang didalamnya hidup beragam ciri dan keunikan manusia. Ada ayah yang selalu ingin membuat keputusan dengan cepat, tetapi mungkin disisinya ada ibu yang selalu mempertimbangkan banyak hal sebelum mengambil keputusan, dan ada juga adik yang selalu hanya mementingkan kebutuhan dirinya sendiri. Coba bayangkan seandainya setiap anggota keluarga ini berjalan dengan sekehendak hatinya sendiri maka yang muncul pastilah masalah. Sedangkan tidak mungkin juga untuk menuntut semua anggota keluarga memiliki sifat yang sama. Oleh karena itu disinilah perlunya diciptakan harmoni dimana setiap anggota keluarga tidak perlu menjadi sama tetapi justru dengan perbedaannya turut mewarnai kehidupan keluarga. Peranan yang perlu dilakukan oleh pemuda adalah mengolah segala perbedaan yang ada untuk menciptakan harmoni dalam keluarga, dengan cara turut serta memberi peluang dan kesempatan setiap anggota keluarga berperan sesuai dengan keunikannya.

Emphaty
Untuk mencapai keharmonisan sebagaimana diharapkan diatas. Maka pemuda yang diharapkan mengambil peranan, perlu untuk memiliki empati. Yaitu pengertian dan kepedulian terhadap pikiran, perasaan, kebutuhan dan penderitaan orang lain. Jadi tidak lagi melihat persoalan sebagai ayah yang ingin cepat mengambil keputusan, ibu yang terlalu banyak pertimbangan dan adik yang selalu mementingkan diri sendiri, tetapi dengan empati dapat melihat kebutuhan bahwa ayahnya perlu juga untuk memikirkan pekerjaan kantornya sehingga ia harus membuat keputusan dengan cepat. Juga melihat bahwa pikiran ibu yang selalu banyak pertimbangan adalah karena ibu yang banyak berada di rumah melihat hal-hal lain yang jauh lebih penting untuk diperhatikan dan adik yang mementingkan kebutuhan diri sendiri disebabkan perasaannya yang merasa kurang diperhatikan. Dengan empati diharapkan pemuda kristen dapat memandang setiap permasalahan yang ada tidak hanya dari sudut pandang dirinya tetapi juga dari sudut pandang, kebutuhan dan perasaan anggota keluarga yang lain. Hal ini dapat dilakukan dengan cara tidak hanya menuntut untuk dipahami tetapi terlebih dahulu memahami anggota keluarga yang lain.

Alliance
Jika pemuda mampu menghadirkan empati dalam dirinya serta harmoni dalam keluarga maka berikutnya haruslah tercipta persekutuan (alliance). Persekutuan tidak lagi hanya sebatas persoalan memahami orang lain atau membuat perbedaan menjadi indah, tetapi persekutuan adalah bagaimana hidup bersama dan menjadikan segala sesuatunya milik bersama. Di atas sudah disinggung bahwa dalam masa muda mulai tumbuh rasa mempunyai kekuatan yang besar untuk menentukan sendiri apa yang dikehendakinya. Dengan menciptakan nilai persekutuan dalam keluarga pemuda tidak hanya dapat meredam konflik yang disebabkan keinginan menunjukkan kekuatan untuk kepentingan dirinya, tetapi justru pemuda dengan kekuatan yang dirasakannya dapat berperan menunjukkan apa yang hendak dicapai keluarga, sebagai sebuah persekutuan, dan tidak lagi mencari kepentingan individu.

Responsibility
Hal penting lainnya untuk dimiliki pemuda dalam peranannya dalam keluarga adalah tanggung jawab. Pertama jelas pemuda harus bertanggung jawab atas hidupnya sendiri. Apa yang harus dia lakukan, apa yang menjadi cita-citanya, apa yang menjadi kewajibannya di setiap lingkup sosial di mana ia terlibat, hal-hal inilah yang jelas menjadi tanggung jawabnya pribadi. Selain itu dalam peranannya bagi keluarga pemuda juga memiliki tanggung jawab lain. Contohnya persoalan-persoalan keluarga bukan hanya tanggung jawab kepala keluarga, tetapi juga tanggung jawab pemuda. Membersihkan dan merawat rumah bukan hanya tanggung jawab pembantu atau anggota keluarga lain tetapi juga tanggung jawab pemuda. Keberhasilan adik dalam pelajaran atau kakak dalam pekerjaan juga bisa menjadi tanggung jawab pemuda. Sehingga dalam kehidupan keluarga selain bertanggung jawab bagi dirinya pemuda juga bertanggung jawab bagi anggota keluarga yang lain. Peran apa yang bisa dilakukan pemuda? Menjadi aktif dalam melihat kebutuhan orang lain dan responsif memberikan bantuan.

Trustworthy
Yang terakhir pemuda haruslah dapat dipercaya. Apa yang dikatakannya hendaknya juga terlihat melalui apa yang diperbuatnya. Tidak mungkin pemuda dapat dipercaya jika ia selalu menuntut untuk diperhatikan tetapi tidak mau memperhatikan orang lain. Selalu menuntut anggota keluarga lain mengalah tetapi ia sendiri tidak mau mengalah atau seringkali merasa dewasa dan meminta kebebasan ternyata apa yang dilakukannya bukanlah hal-hal yang benar. Oleh karena itu agar pemuda dapat berperan baik dalam kehidupan keluarga haruslah apa yang dikatakannya sesuai dengan perbuatannya dan terlebih dari itu, apa yang diperbuatnya baik dan benar sehingga pemuda memang layak mendapatkan kepercayaan.

Memberikan Hati Bagi Keluarga
Semoga dengan belajar memiliki dan menghadirkan Harmony, Empathy, Alliance, Responsibility dan Trustworthy pemuda dapat memberikan peranan yang positif dalam setiap pergumulan keluarga. Selain hal-hal yang sudah diuraikan dalam HEART, maka yang paling penting adalah menjaga hatinya tertuju bagi keluarga, sebagaimana diingatkan dalam Amsal 27:19 “Seperti air mencerminkan wajah, demikianlah hati manusia mencerminkan manusia itu”. Semoga Tuhan mengaruniakan setiap pemuda hati yang tulus dan penuh sukacita melayani keluarga, dan Tuhan memberikan kemampuan untuk terus belajar menghadirkan HEART dalam dirinya dan keluarganya.

Sumber: www.jimpress.net

Leave a Reply

Diberdayakan oleh Blogger.

Subscribe Now: Feed Icon

Renungan Harian Sahabat Teknologi Headline Animator

Renungan Harian Sahabat Teknologi

Renungan Harian Sahabat Teknologi

Subscribe via email

Enter your email address:

Delivered by FeedBurner