Memberdayakan Peranan Naposobulung Di Gereja
“Janganlah seorangpun menganggap
engkau rendah karena engkau muda. Jadilah teladan bagi orang-orang percaya,
dalam perkataanmu, dalam tingkah lakumu, dalam kasihmu, dalam kesetiaanmu dan
dalam kesucianmu. ”
(1 Timotius 4 : 12)
I.
Pendahuluan
Alkisah
disuatu tempat yang jauh dari riuh keramaian, tiba-tiba sebatang pohon besar
tumbang. Bammm!!! Tak lama berselang tampak seorang petani menghampiri pohon
yang tumbang itu dan menemukan sebuah sarang burung yang ikut terjatuh bersama
pohon. Ia menemukan sarang sudah terkoyak, Ia terus bergerak mencari apa yang
tersisa dari sarang yang sudah berantakan itu dan menemukan sebutir telur yang
ukurannya lebih besar dari telur ayam kampung yang dipeliharanya. Ia segera
mengambil telur itu dan meletakkannya bersama kumpulan telur ayam yang sedang
dierami oleh induknya.
Tak
lama berselang, menetaslah telur tersebut bersama dengan telur ayam lainnya.
Secara fisik, ia berbeda dengan anak ayam lainnya, namun karena induk ayam
tersebut mengira unggas tersebut sama dengan anak-anaknya yang lain, maka
unggas tersebut hidup menurut cara anak-anak ayam hidup. Ia berjalan, berlari,
mencari makan dengan cara yang sama dengan ayam sebagai lazimnya.
Disuatu
hari yang cerah, ketika unggas muda tersebut sedang bermain-main dengan anak
ayam lainnya, tampaklah seekor burung rajawali besar terbang berputar-putar
dengan gagah diatas mereka. Unggas tersebut mendongak ke atas, seketika itu
juga pikirannya melayang-layang membayangkan jikalau saja ia bisa terbang
dengan gagah seperti burung rajawali tersebut. Saat pikirannya sedang
melayang-layang, tiba-tiba dari atas terdengar suara yang berteriak lantang.
”Hai rajawali muda, sedang apa kamu dibawah sana? Mari ikut bersamaku, terbang
melintas diawan-awan.” Unggas itu terkejut. Ia menjawab. ” Tidak, aku tidak
sama dengan kamu. Aku ditakdirkan dengan kedua kaki ini untuk berjalan. Memang
aku ingin sepertimu terbang dengan gagah. Tetapi inilah aku, aku tidak bisa
terbang.”
Burung
rajawali tersebut kesal dengan ucapan unggas muda tadi. Seketika itu juga ia
terbang menukik kebawah dan mencengkram unggas muda itu dan membawanya terbang
tinggi keatas. Setelah mencapai ketinggian yang diharapkan, ia melepaskan
unggas muda tersebut dan berteriak, ” Nah sekarang, terbanglah !” Rasa takut
yang sangat meliputi unggas muda itu, ia merasa tidak bisa terbang. Ia mencoba
mengepakkan sayapnya dan menyeimbangkan posisinya. Akhirnya ia bisa terbang
dengan baik. Ia berteriak dengan lantang. ”Aku bisa terbang..!! Aku adalah
burung rajawali, tempatku bukan hanya didarat dan aku tidak perlu berjalan
didarat. Aku bisa terbang diatas awan melintasi alam ini..!!
II.
Pemuda & Perubahan
Jaman
sekarang adalah jaman yang berubah dengan pesat. Segala sesuatu bergerak dari
waktu ke waktu dengan cepat. Bagaimana dengan pelayanan Napobulung di gereja ?
Apakah pelayanan naposobulung juga ikut bergerak maju seiring dengan perubahan
jaman ? atau ketika jaman berubah, pelayanan naposobulung tidak mengalami
perubahan yang cukup berarti karena naposobulung tidak peka dan sangat lambat
mengantisipasi perubahan yang ada.
Sering
kita mendengarkan jargon yang berbunyi ”Pemuda adalah tulang punggung bangsa”
yang kemudian dikutip oleh gereja menjadi ”Pemuda adalah tulang punggung
gereja”. Dalam prakteknya, kaum muda seringkali dihadapkan pada pada suatu
sistem dan paradigma yang membuat perannya semakin dipinggirkan dan tak lebih
hanya sebagai pelengkap dan penghias saja. Jika hal ini tidak bisa ditembus,
maka Naposobulung tak lebih hanya berperan sebagai pelengkap liturgi gereja
saja (paduan suara, pemimpin pujian/ singer) . Naposobulung semestinya lebih
berbobot dan signifikan yang memberikan nilai positif bagi lingkungan
sekelilingnya. Nah, bagaimana naposobulung dapat menyingkapi/ memaksimalkan
pelayanannya di gereja sehingga bukan hanya menjadi pelengkap saja?
III.
Pemberdayaan Naposobulung
Menurut
penulis, ada 2 hal yang perlu diperhatikan agar pelayanan naposobulung di
gereja dapat lebih efektif dan maksimal, yaitu :
a.
Intern Naposobulung
Naposobulung
harus memilki dasar yang kuat dari dalam dirinya sehingga pelayanannya dapat
maksimal, adapun hal-hal yang perlu diperhatikan secara intern dalam diri
naposobulung ialah :
1.
Visioner
Salah
satu kesalahan fatal dalam pelayanan adalah tidak ada visi yang jelas. Hanya
mengalir, ikut-ikutan dengan rekan-rekan yang lain. Visi yang jelas akan sangat
membantu kita untuk membuat program-program atau langkah-langkah jangka panjang
dan pendek dalam pencapaian visi tersebut. Orang yang tidak mempunyai visi
dapat disamakan dengan orang yang mencoba berjalan dengan kepala ditutup dengan
kain. Tidak bisa melihat arah tujuannya, karena tidak punya tujuan, serta
meraba-raba untuk berjalan, yang bahkan mungkin bisa membawanya salah arah.
Jadi tetapkan visimu dan jadikan Tuhan sebagai panduannya..!!
2.
Fokus & Prioritas
Bukan
berarti jika anda seorang Naposobulung, anda memiliki tenaga yang unlimited.
Semua hal dikerjakan dengan semangat menggebu-gebu sampai terkadang dari pagi
sampai malam ada di gereja. Ingat, pelayanan bukan hanya didalam gereja saja,
tetapi bagaimana anda bisa memberikan nilai positif di rumah (dengan membantu
membersihkan rumah yang merupakan bagian anda), belajar (jika anda mahasiswa
atau pelajar), bekerja (jika anda seorang karyawan) dan masih banyak lagi..
Anda
harus fokus dengan apa yang menjadi visi anda & apa yang anda bisa lakukan,
jangan memaksakan diri melakukan semua hal. Ingat, tanggung jawab anda bukan
hanya sebagai pelayan (di gereja), tetapi tanggung jawab sebagai anak di rumah,
pelajar disekolah dan karyawan di kantor harus dapat dilaksanakan dengan baik.
Hindari ketimpangan akibat tidak bisa membagi waktu dan sumber daya dengan
baik. Ketidakberhasilan anda di sekolah atau di kantor akibat tidak bisa
membagi prioritas tidak dapat dijadikan dalih karena anda seorang pelayan yang
terlalu sibuk dengan banyaknya kegiatan yang anda lakukan. Keberhasilan anda di
sekolah dan kampus serta peningkatan karir di kantor disertai peningkatan
pelayanan anda di gereja akan berdampak sangat positif bagi orang sekitar.
3.
Pertumbuhan di dalam Knowing (Pengetahuan), Being (karakter) dan Doing (Kehidupan
aktivitas dihadapan Tuhan & sesama)
Rencana
Tuhan untuk seseorang adalah unik. Tuhan menginginkan agar setiap orang dapat
bertumbuh ke arah mana yang Tuhan kehendaki, baik secara pengetahuan, karakter
& kehidupan kita dihadapan Tuhan dan sesama. Bagaimana anda menilai
pelayanan anda berhasil atau tidak ? Apabila ada perubahan-perubahan yang
positif pada seseorang. Perubahan dan perkembangan yang menuju kesempurnaan
dengan Kristus secara keseluruhan.
Pengenalan
kita kepada Kristus membuat kita menjadi pribadi yang terbuka untuk perubahan
dan pertumbuhan. Naposobulung diharapkan mampu menyingkapi perubahan
disekelilingnya dengan pertumbuhan dalam pengetahuan, karakter yang baik dan
kehidupannya dihadapan Tuhan dan sesama, sehingga dapat menjadi pribadi yang
cerdas, kritis dan cepat tanggap terhadap berbagai persoalan yang ada.
b.
Extern Naposobulung
Faktor-faktor
diluar kendali Naposobulung yang mempengaruhi pemberdayaan Naposobulung ialah :
1.
Pola Pikir & Kebiasaan keliru yang kuat
Seringkali
pemikiran bahwa Naposobulung adalah orang yang masih muda yang minim
pengalaman, belum punya pengetahuan yang matang, membuat peran Naposobulung tak
lebih hanya sebagai ”pelengkap pelayanan” di dalam Gereja. Sudah saatnya ada
semacam leadership in house training dilakukan di gereja, dengan membawa
Naposobulung ikut ambil bagian dalam pelayanan yang lebih strategis dan
dinamis. Visi HKBP untuk mengembangkan sumber daya manusia yang bermutu dapat
dilakukan dengan mengajak Naposobulung ikut andil bukan hanya dalam paduan
suara setiap minggu saja, misalnya dengan mengadakan pelatihan organis gereja
dari pihak luar gereja sehingga orang tersebut dapat mengajar organ digereja,
pengobatan gratis dengan mendatangkan Naposobulung yang sudah menjadi dokter
atau perawat atau pelatihan guru-guru sekolah minggu sehingga Naposobulung
dapat menjadi guru SKM yang berkualitas. Memberikan tanggung jawab dan
kesempatan untuk memimpin membuat Naposobulung dapat bergerak cepat untuk
belajar memberikan yang terbaik yang disa dilakukannya digereja.
2.
Mekanisme Pelayanan di Gereja
HKBP
dalam Panduan Aturan & Peraturan yang terbaru membuka peluang bagi
naposobulung memberikan keahliannya bukan hanya dalam lingkungan kumpulan
naposobulung, tetapi juga dalam bidang-bidang yang ada didalam bidang-bidang
pelayanan yang ada. Anda yang dokter atau perawat bisa masuk di bidang
kesehatan, anda yang menyukai musik dapat di bidang musik, anda yang guru bisa
aktif dibidang pendidikan dengan melakukan les gratis untuk jemaat yang kurang
mampu, dan masih banyak hal lain yang dapat dilakukan.
IV.
Penutup
Naposobulung
adalah masa depan gereja. Perubahan-perubahan positif yang ada dan terjadi
didalam Naposobulung membuat Naposobulung lebih kuat dan berakar untuk terus
tumbuh dan berkarya. Seperti cerita yang ada didalam pendahuluan, Naposobulung
seperti seekor unggas yang tidak sadar jika ia adalah burung Rajawali yang
dapat terbang dengan gagah di angkasa. Naposobulung memiliki potensi diri yang
terpendam yang kadang jika tidak dibawa kepermukaan akan terus terpendam.
Keberanian untuk mencoba, berkarya dan melakukan apa yang menjadi keahlian di
Gereja disertai dengan dukungan penuh dari orang tua serta sistem yang ada di
gereja membuat peran Naposobulung bukan hanya sebagai hiasan gereja yang hanya
hadir pada saat ibadah minggu dengan paduan suaranya. Masa muda bukan waktu
yang lama jadi gunakanlah dengan berkarya dengan penuh kreativitas dengan tetap
tertuju kepada Tuhan yang memiliki kita.
Kiranya
Naposobulung dapat terus berkembang dari hanya sekedar ”bunga-bunga gereja”
menjadi the real ”tulang punggung & masa depan gereja”. Tuhan memberkati
Naposobulung HKBP.
(Penulis
adalah Christo Hotman Radjagukguk -Mantan Naposobulung HKBP Semper yang pernah
menjabat selaku Ketua NHKBP Distrik Jakarta 3-, tulisan ini dimuat di Buku
“UntukMU” yang diterbitkan Buletin Narhasem dalam rangka 4 tahun pelayanan
Buletin Narhasem pada April 2008)
Posting Lebih Baru Posting Lama