Ketulusan Untuk Memberi
Bacaan: Amsal 11:24-26
2 Korintus 9:6-8
Ada yang menyebar harta, tetapi bertambah kaya …-
Amsal 11:24. Kita semua tentu pernah memberi persembahan untuk pekerjaan Tuhan.
Hanya saja motivasi kita memberi itu berbeda-beda. Ada yang memberi karena ada
pamrih terselubung. Ada juga yang memberi karena terpaksa. Tapi ada juga yang
memberi karena ketulusan hati dan ekspresi kasih.
Ada tiga macam pemberi. Si batu api, si spon dan
si sarang lebah. Untuk mendapatkan si batu api, Anda harus menghantam dia.
Walau sudah dihantam, biasanya Anda hanya mendapat sedikit serpihan dan
percikan bunga api. Pelit untuk memberi. Kalau pun mau memberi itu selalu
dengan pertunjukan besar-besaran. Pemberi macam ini akan selalu menuntut kalau
namanya harus diumumkan dan berharap semua orang tahu.
Ada si spon. Untuk mendapatkan sesuatu dari si
spon, Anda harus memerasnya lebih dulu, kalau perlu dengan aksi mengancam
segala. Barulah si spon mau memberi. Memberi karena terpaksa. Memberi bukan
dari hati.
Yang terakhir adalah pemberi tipe sarang lebah.
Sarang lebah senang memberi, tanpa tekanan dan tanpa harus menunggu lebih dulu
seseorang merengek-rengek kepadanya. Dia membiarkan madu yang dihasilkan terus
mengalir agar orang yang sedang membutuhkannya bisa mendapatkannya. Uniknya,
sarang lebah tidak akan pernah kehabisan. Ia akan selalu memberi, memberi dan
selalu ada saja madu yang diberikannya, seolah tidak ada habisnya. *
Bagaimana dengan kehidupan kita? Apakah kita
pemberi macam bunga api yang selalu gembar-gembor ke sana ke mari untuk
mengumumkan kedermawanan kita? Apakah kita pemberi macam spon yang menunggu
ditekan dan dipaksa dulu? Ataukah kita seperti sarang lebah yang memberi karena
ketulusan? Memberi karena ada iman bahwa yang telah mereka berikan akan segera
diganti dengan baru. Berharap bahwa kita semua adalah orang Kristen yang suka
memberi. Memberi karena ketulusan dan ekspresi kasih. Hal yang paling unik soal
memberi adalah kita tidak akan pernah kekurangan di saat kita memberi.
Tak pernah ada orang yang jatuh miskin karena ia
memberi. Mengapa? Karena Tuhan selalu menggantinya dengan berkat yang selalu
baru.
Apakah kita sudah menjadi pemberi yang tulus?
(Kwik – Paul Lee Tan, Encyclopedia of 7700
Illustrations)
Posting Lebih Baru Posting Lama